Voksel Annual Report 2015 - page 6

PT Voksel Electric Tbk.
Laporan Dewan Komisaris - Board of Commissioner’s Report
Tingginya nilai tukar rupiah terhadap mata uang dollar
Amerika terutama pada semester ke 2 tahun 2015 ini
menjadi penyebab menurunnya performa Perseroan,
dikarenakan pembelian bahan baku dalam mata uang
dollar Amerika masih cukup tinggi, sedangkan transaksi
penjualan menggunakan Rupiah.
Dari aspek operasional, nilai penjualan kabel tahun 2015
sebesar Rp 1,60 Trilyun, menurun 20,25% dibanding
tahun 2014. Penjualan kabel untuk pasar domestik
tercatat sebesar 98,52% dan untuk pasar ekspor sebesar
1,48%. Laba bersih Perseroan tercatat sebesar Rp 277
juta dari penjualan bersih.
Masalah utama yang terjadi dalam industri kabel adalah
resiko kurs. Pemakaian bahan baku yang masih diimpor
dan diperdagangkan dalam mata uang USD, sedangkan
penjualan dalam Rupiah menurun secara drastis.
Dalam melaksanakan fungsi pengawasan, Dewan
Komisaris dibantu oleh Komite Audit yang beranggotakan
3 orang. Komite Audit ini diketuai oleh Komisaris
Independen dan 2 orang anggota yang menguasai bidang
Keuangan dan Akuntansi. Komite Audit memberikan
masukan kepada Dewan Komisaris mengenai laporan
keuangan dan efektifitas pengawasan internal.
Disamping itu Komite Audit juga melakukan kajian
terhadap independensi dan objektifitas audit eksternal
serta kepatuhan terhadap peraturan perundang –
undangan dan ketentuan yang berlaku.
Dari hasil laporan yang diterima dari Komite Audit dapat
disimpulkan bahwa Laporan Keuangan Konsolidasian
telah disusun sesuai dengan prinsip yang berlaku umum
di Indonesia, fungsi kendali intern telah dijalankan
dengan efektif, penerapan kebijakan Tata Kelola
Perusahaan yang baik oleh Direksi telah sesuai dengan
peraturan Pasar Modal dan pemerintah Indonesia, tidak
ada pelanggaran terhadap peraturan dan ketentuan dari
Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bursa Efek Indonesia
(BEI), serta peraturan dan perundang-undangan
Pemerintah Indonesia lainnya.
Memasuki tahun 2016 ini, akan ada sejumlah tantangan
yang harus kita hadapi, seperti kebijakan-kebijakan FED
yang kemungkinan akan mempengaruhi nilai tukar mata
uang Rupiah.
Namun, dengan adanya kebijaksanaan pemerintah
mengenai percepatan pembangunan infrastruktur,
penurunan biaya logistik, perbaikan iklim investasi dan
penyerapan anggaran yang lebih optimal, Perseroan
optimis bahwa perekonomian masih akan terus tumbuh
semakin baik dan memberi pengaruh yang
menguntungkan bagi Perseroan. Pertumbuhan ekonomi
diperkirakan akan membaik menjadi 5,3% di tahun 2016.
The volatile currency exchange fromRupiah to US Dollars
during the second half of 2015 became the main risk
affecting the Company's performance. As most raw
materials were purchased in US Dollar while sales were
performed in Rupiah.
From operational aspect, the value of cable sales in 2015
which amounted to IDR 1.60 Trillion, had decreased by
20.25% compare to the total sales in 2014. Cable sales for
domestic market was recorded at 98.52% and for export
market at 1.48%. The Company recorded a net profit of
IDR 277 Million.
The main issue in the cable industry is the foreign
exchange risk. Imported rawmaterials were purchased in
USD, while sales in Rupiah depreciated drastically.
For overseeing operations, the Board of Commissioner is
assisted by the Audit Committee, which is chaired by an
Independent Commissioner and 2 members with finance
and accounting expertise. The Audit Committee provides
input to the Board of Commissioners on the financial
statements and effectiveness of internal control. In
addition, the Audit Committee also reviews the
independence and objectivity of the external audit, and the
compliance with laws and regulations.
The result from Audit Committee’s report concluded that
the Consolidated Financial Report was composed
accordingly with the Indonesian general principle,
internal control had been executed effectively, the
application of Good Corporate Governance by the Board of
Directors was executed according to the regulations of
the capital market and Indonesian Government, there
were no violation of Financial Services Authority’s (OJK)
regulation nor Indonesia Stock Exchange’s (BEI)
regulation and other Indonesian Government’s
regulation.
As we enter 2016, there will be challenges that we need to
anticipate such as the FED policies that might affect
Rupiah currency exchange.
However, with new Government policies to accelerate
infrastructure development, reduce logistic costs,
improve investment climate and an optimum budget
spending, the Company is optimistic that the economy will
grow better and it will bring positive effect for the
Company. The economic growth in 2016 is predicted to be
5.3%.
05
Annual Report 2015 - PT Voksel Electric Tbk.
1,2,3,4,5 7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,...173
Powered by FlippingBook