Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2014 mencapai angka
terendah selama lima tahun terakhir. Tahun 2014 pertumbuhan
ekonomi Indonesia sekitar 5,02%, sementara pemerintah
menargetkan pertumbuhan sebesar 5,5%. Nilai tukar rupiah
terhadap mata uang dollar Amerika sepanjang tahun 2014
mengalami pelemahan sebesar 20 %.
Meskipun kondisi ini berdampak pada seluruh lingkungan industri
namun bagi Perseroan terasa jauh lebih berat karena disatu sisi
ketergantungan impor bahan baku kabel masih sangat tinggi, disisi
lain penjualan ekspor masih rendah sehingga pembelian bahan
baku dalam mata uang dollar Amerika jauh lebih tinggi daripada
penjualan Perseroan dalam mata uang dollar Amerika.
Dari aspek operasional, nilai penjualan kabel tahun 2014
Rp 2,0 trilyun dengan komposisi 86,0% untuk pasar domestik dan
14,0 % ekspor, turun 20,2 % dibanding tahun 2013 sebesar
Rp. 2,51 trilyun. Sedangkan dari sisi komposisi, penjualan ekspor
tahun 2014 Rp. 281,3 milyar. Rugi bersih perseroan sebesar
Rp 85,3 milyar dari penjualan bersih. Sementara itu, Perseroan
mengalami rugi usaha sebesar Rp. 24,3 milyar turun drastis
dibandingkan dengan tahun 2013 yang mengalami keuntungan
sebesar Rp. 122,7 Milyar.
Masalah utama pada industri kabel dimana bahan bakunya masih
diimpor dan diperdagangkan dalam mata uang USD, sedangkan
penjualan ekspor masih rendah serta volatilitas nilai tukar rupiah
yang sangat berpengaruh bagi Perseroan. Hal tersebut yang
menyebabkan pada Tahun 2014, Perseroan mengalami kerugian
sebesar Rp. 85,3 milyar.
Dalam melaksanakan fungsi pengawasan, Dewan Komisaris
dibantu oleh Komite Audit yang beranggotakan 3 orang diketuai
oleh Komisaris Independen dan 2 orang anggota yang menguasai
bidang keuangan dan akuntansi. Komite Audit memberikan
masukan kepada Dewan Komisaris mengenai laporan keuangan
dan efektifitas pengawasan internal. Disamping itu Komite Audit
juga melakukan kajian terhadap independensi dan objektifitas
audit eksternal serta kepatuhan terhadap peraturan perundang -
undangan dan ketentuan yang berlaku.
Memasuki tahun 2015, ada sejumlah tantangan yang harus kita
antisipasi seperti, tekanan pada nilai tukar dipengaruhi oleh faktor
eksternal - kebijakan Federal Reserve untuk meningkatkan tingkat
suku bunga yang diperkirakan akan terjadi lebih awal dari yang
diharapkan, serta faktor internal - defisit transaksi berjalan
diperkirakan akan terus berlanjut pada tahun 2015. peningkatan
ketegangan politik antara parlemen dan pemerintah dapat
menyebabkan dampak negatif terhadap investasi asing ke
Indonesia.
Namun, Perseroan masih optimis bahwa perekonomian akan terus
tumbuh, peningkatan permintaan dari berbagai jenis properti baik
perumahan, komersial, industri dan ritel yang merupakan investasi
jangka panjang akan terus tumbuh walaupun pertumbuhannya
tidak setinggi sebelumnya.
Indonesia's economic growth in 2014 reached its lowest in the last
five years. In 2014 Indonesian economic growth was about 5.02 % ,
missing the government's target growth of 5.5 percent. Rupiah
exchange rate against the U.S. dollar depreciated 20%.
These conditions have negative impacts on general industries
especially the cable industry due to the high dependence on
imported raw materials which are sold in U.S dollar. As export sales
are relatively low, the purchase of raw materials in U.S. dollars
outweigh the revenue in U.S dollar
In terms of operations, cable sales were recorded at Rp 2.0 trillion in
2014 with 86.0 % in the domestic market and 14.0 % of exports.
Revenue decreased 20.2 % compared to the year 2013 of
Rp. 2.51 trillion. In 2014 export sales were Rp. 281.3 billion and Net
loss was Rp 85.3 billion. The Company's operating loss in 2014
amounted to Rp. 24.3 billion which is a drastic drop from 2013
operating gain of Rp. 122.7 billion.
The main issue in the cable industry is the forex risk. Imported raw
materials were purchased in USD, while export sales are low. The
rupiah depreciation is the main reason for the Company losing Rp.
85.3 billion.
For overseeing operations, the Board is assisted by the Audit
Committee chaired by an Independent Commissioner and 2
members with finance and accounting expertise. The Audit
Committee provides input to the Board of Commissioners on the
financial statements and effectiveness of internal controls.
Moreover, the Audit Committee also reviews the independence
and objectivity of the external audit, and the compliance with laws
and regulations.
As we enter 2015, there are a number of challenges that we need to
anticipate such as, pressure on the exchange rate affected by
external factors – policy of the Federal Reserve to increase the
interest rate earlier than expected, as well as internal factors-
Indonesia's current account deficit is expected to continue in 2015.
The increase in political tension between parliament and
government may cause negative impact to the foreign investment
to Indonesia.Taking into consideration of a more conservative long
term growth.
Voksel is still optimistic that national economy will continue to grow
and there will be an increase in demand of various types of cable for
property such as residential, commercial, industrial and retail which
is a long - term investment will continue to grow even if the growth
is not as high as before.
05
PT Voksel Electric Tbk.
Annual Report 2014